Showing posts with label Geografi. Show all posts
Showing posts with label Geografi. Show all posts

Thursday, March 10, 2011

Fenomena SuperMoon... Bulan Super dekat dengan Bumi..

FOTO SUPERMOON LUNAR PERIGEE 2011 BULAN RAKSASA Lunar Perigee - Sabtu pekan depan, 19 Maret 2011, bulan akan berada dalam jarak terdekatnya dengan bumi dalam kurun waktu 18 tahun terakhir--hanya sekitar 221.567 mil atau 356.578 kilometer. Fenomena mendekatnya bulan ke bumi itu disebut 'lunar perigee'. Tapi ada juga astrolog yang menyebutnya 'supermoon'.

Di sejumlah media terkemuka internasional, isu supermoon kini mengemuka. Apalagi, fenomena itu dikait-kaitkan dengan ancaman sejumlah bencana seperti gelombang pasang, letusan gunung berapi, bahkan gempa bumi.

Para penganut teori konspirasi bahkan mengatakan, tsunami Aceh 2004 yang merenggut lebih dari 200 ribu nyawa terjadi dua minggu sebelum supermoon 2005. Begitu juga dengan bencana angin siklon Tracy yang menyapu Darwin Australia di tahun 1974.

Benarkah supermoon akan membawa bencana bagi bumi?

"Kabar menghebohkan itu tidak ilmiah, ada bumbu-bumbunya. Supermoon tidak berarti bencana," kata astronom Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, kepada VIVAnews.com.

Posisi bulan mendekati bumi, tambah dia, hanya akan berpengaruh pada efek pasang surut. "Rata-rata maksimal tergantung kondisi pantainya."

Dijelaskan Thomas, fenomena lunar perigee bukanlah hal yang istimewa. "Itu hanya posisi reguler. Orbit benda langit memang ada di jarak terdekat (perigee) dan terjauh (apogee)," tambah dia.

Namun, Thomas juga mengakui fenomena yang akan terjadi seminggu lagi itu tak biasa. "Istimewanya, kebetulan waktunya dekat dengan bulan purnama," kata Thomas. Dijelaskan pada 19 Maret, fenomena lunar perigee yang memiliki siklus sekitar 27,3 hari terjadi bersamaan dengan bulan purnama yang muncul tiap 29 hari.

Selama terjadi lunar perigee dan purnama, permukaan bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama.

Pendapat Thomas senada dengan para astronom lainnya. Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy juga membantah anggapan bahwa supermoon bakal membawa bencana. "Tak akan ada gempa bumi atau gunung meletus," kata dia seperti dimuat News.com.au, Jumat, 4 Maret 2011. "Kalau memang itu terjadi, itu sudah ditakdirkan."

Kata dia, saat itu bumi memang akan mengalami pasang lebih tinggi dan surut lebih rendah dari biasanya. "Tak ada yang perlu dikhawatirkan," tambah Wheeler.

Sementara itu, pakar bumi dan planet dari Adelaide University, Dr. Victor Gostin punya pendapat agak berbeda. Dia mengatakan, selama ini prediksi cuaca, gempa, gunung meletus, dan bencana alam lainnya berdasarkan konfigurasi planet tidak pernah akurat sepenuhnya. Namun, menurut dia dimungkinkan ada suatu korelasi antara gempa bumi berskala besar di dekat katulistiwa dan kondisi bulan. "Analoginya seperti pasang surut air laut, pergerakan bumi akibat gravitasi bulan bisa memicu gempa bumi." vivanews.com
READ MORE - Fenomena SuperMoon... Bulan Super dekat dengan Bumi..

Tuesday, March 1, 2011

Pterygotus,Kalajengking Laut Sepanjang 2 Meter !

Quote:
Quote:
Kalajengking purba (Pterygotus) muncul pada pertengahan Masa Paleozoikum, kira-kira 400 juta tahun yang lalu. Berbeda dengan kalajengking pada umumnya, bentuk kalajengking purba lebih sederhana. Tubuhnya terdiri dari banyak ruas-ruas yang terlindung cangkang tipis. Perbedaan lainnya adalah ukuran tubuh beberapa jenis kalajengking purba yang mencapai 100 kali ukuran kalajengking masa sekarang, 2 hingga 3 meter. Selain itu, kalajengking purba juga hidup di air.
Quote:
Pterygotus Hidup sezaman dengan ikan hiu purba.Ia memiliki capit bergerigi untuk menangkap mangsanya.seperti yang telah disebutkan panjang tubuh Pterygotus dapat mencapai 2 meter (panjang amir ).Walaupun tidak bertulang belakang,Pterygotus memiliki rangka luar yang keras
Quote:
Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus


Pterygotus

semoga bermanfaat...


READ MORE - Pterygotus,Kalajengking Laut Sepanjang 2 Meter !

Menakjubkan, 2 Planet Dalam Satu Orbit

Astronom Amerika Serikat menemukan sistem planet jauh yang belum pernah dilihat sebelumnya. Astronom ini menemukan dua planet dalam satu orbit. Seperti apa?

Penemuan ini dipastikan menambah keyakinan teori menyatakan awalnya Bumi berbagi orbit dengan badan kosmik lain seukuran Planet Mars yang kemudian berubah menjadi bulan.

Sistem baru itu ditemukan teleskop Kepler. Seperti dikutip NewScientist, pada sistem itu terdapat empat planet dan dua di antaranya mengorbit bintang induk pada orbit yang sama, satu permanen mengorbit 60 derajat dan lainnya kebalikannya.



Kemungkinan besar fenomena ini terjadi karena gravitasi ‘titik manis,’ kata astronom. Ketika satu planet mengorbit tubuh yang jauh lebih besar seperti bintang maka akan ada dua titik yang disebut Lagrange di sepanjang orbit planet tempat tubuh ketiga bisa mengorbit dengan stabil, baik pada 60 derajat di depan atau 60 derajat di belakang orbit.

Meski dalam teori planet bisa mengorbit bersama, belum ada satu orang pun pernah melihat bukti ini sebelumnya.

“Sistem seperti ini tak umum. Sistem ini satu-satunya yang telah kita lihat,” kata Jack Lissauer dari Ames Research Center NASA di Mountain View, California.

Beberapa astronom menduga hal serupa bisa terjadi di sistem surya kita. Hal ini merujuk pada bulan kita yang 50 juta tahun silam bertabrakan dengan Bumi saat tubuhnya masih seukuran Mars.

"Temuan ini menunjukkan hal yang sebelumnya kita duga tak bisa terjadi," kata astronom Princeton University Richard Gott.

Source: http://www.inilah.com/read/detail/1269392/menakjubkan-2-planet-dalam-satu-orbit
READ MORE - Menakjubkan, 2 Planet Dalam Satu Orbit

Tuesday, February 22, 2011

Narwhal, Paus Bertanduk dari Kutub Utara



Narwhal (Monodon monoceros) adalah nama salah satu paus yg paling tidak diketahui manusia. Nama “narwhal” berasal dari bahasa Norse Kuno yg berarti “paus mayat”. Nama itu diberikan karena kebiasaannya yg kadang-kadang berenang tak bergerak di permukaan laut dengan posisi perut menghadap ke atas & warna tubuhnya yg bertotol-totol kelabu seperti pelaut yg tenggelam.

Mereka diketahui hanya hidup di seluruh perairan Kutub Utara, tepatnya di Samudera Arktik. Narwhal adalah paus bergigi & termasuk karnivora yg memakan hewan-hewan laut seperti ikan, udang, atau cumi-cumi.

Tanduk spiral narwhal yang misterius ternyata berfungsi sebagai sensor raksasa yang membantunya mengetahui kualitas air dan untuk “mencium” narwhal lainnya. Tanduk paus narwhal yang panjangnya bisa mencapai 2,4 meter itu telah sejak lama menjadi teka-teki para ahli alam dan pemburu. Penjelasan mengenai fungsinya pun seringkali menimbulkan perdebatan, begitu kata Dr. Martin Nweeia, seorang peneliti Harvard School of Dental Medicine.

Menurut Nweeia, tanduk tersebut sepertinya memiliki kemampuan penginderaan hidrodinamik. Ia mengungkapkan hal ini dalam prsentasi di Konferensi mengenai Biologi Mamalia Laut di San Diego.

Narwhal (Monodon monoceros) adalah sejenis paus yang termasuk sangat langka. Panjang tubuhnya mencapai 4 hingga 4,5 meter, dan kebanyakan dijumpai di perairan lautan Artik sekitar Kanada, tapi kadang juga terlihat jauh ke timur hingga Rusia.

Tim Nweeia menemukan bahwa tanduk narwhal serupa dengan membran dengan permukaan yang amat sensitif. Ada sekitar 10 juta saraf yang terhubung ke permukaan tanduknya, guna mendeteksi perubahan suhu, tekanan, dan kadar garam air. “Tidak ada sesuatu yang sebanding dengannya di alam dan tak ada yang lebih unik dari tanduk narwhal dalam hal bentuk, kenampakan, dan fungsinya.

Setiap paus narwhal (Monodon monoceros) juga menggunakan suara untuk berkomunikasi satu sama lain seperti halnya lumba-lumba atau ikan paus lainnya. Bahkan, masing-masing kemungkinan memiliki suara unik yang juga menunjukkan identitasnya.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa mamalia laut menggunakan sinyal suara untuk berkomunikasi satu sama lain di dalam air. Penelitian terakhir bahkan menunjukkan bahwa paus punya dialek.

Namun, belum banyak penelitian yang mempelajari identitas suara seperti yang diguankan paus narwhal. Para penelitinya yakin paus narwhal menggunakan suara untuk mengenali sesamanya dan membedakan satu individu dengan individu lainnya.

Hal tersebut disimpulkan para ilmuwan setelah mempelajari suara tiga ekor narwhal di Teluk Admiralty di Pulau Baffin, Kanada. Mereka menggunakan perekam elektronik yang ditempel di badan mamalia raksasa tersebut.

“Untuk pertama kalinya, kami benar-benar dapat mengikuti hewan tersebut kapan saja mereka bersuara dan ke mana saja mereka bergerak,” kata Ari Shapiro dari the Woods Hole Oceanographic Institution.

Meskipun salah satu alat perekamnya hilang, dua yang tersisa telah menunjukkan bentuk suara yang berlainan, berupa suara siulan dan denyutan. Shapiro menunjukkan bahwa kedua jenis suara bukanlah sinyal yang dipakai untuk bertukar informasi mengenai sumber makanan, tapi sekedar menunjukkan identitas individu dalam komunikasi sosial.

Apa yang dilakukan paus narwhal mirip dengan lumba-lumba hidung botol yang juga mengeluarkan suara siulan untuk berkomunikasi. Meskipun data-data mengenai komunikasi di antara paus narwhal masih minim, para ilmuwan yakin ia memiliki pendengaran yang sangat peka seperti halnya paus lainnya.

Mereka rutin melakukan migrasi hingga ribuan kilometer dan berkelompok. Maka dengan suara yang berbeda-beda, masing-masing dapat membedakan individu dalam kelompoknya atau kelompok lainnya. Hasil penelitian ini dimuat dalam Journal of Acoustical Society of America edisi September 2006.





Source : http://hariansobek.blogspot.com/2011/02/3-alasan-mengapa-wanita-tergila-gila.html

READ MORE - Narwhal, Paus Bertanduk dari Kutub Utara

Bima Sakti Miliki 50 Miliar Planet

Galaksi Bima Sakti diperkirakan memiliki 50 miliar planet lebih
WASHINGTON - Sejumlah ilmuwan melakukan sensus planet untuk pertama kalinya dan memperkirakan bahwa galaksi Bima Sakti memiliki setidaknya 50 miliar planet.

Dari jumlah itu, setidaknya 500 juta planet memiliki suhu yang tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin, sehingga memungkinkan adanya kehidupan. Demikian seperti dilansir MSNBC, Minggu (20/2/2011).


Angka itu masih merupakan penghitungan awal planet yang dilakukan melalui teleskop Kepler milik NASA. Kepala peneliti William Borucki menjelaskan, itu merupakan jumlah planet yang mereka temui pada tahun pertama penghitungan.

Misi utama sensus ini, selain mendapatkan gambaran berapa banyak planet yang terdapat dalam galaksi Bima Sakti, adalah menemukan planet yang berpotensi untuk dihuni.

Borucki dan rekan-rekannya memperkirakan, satu dari dua bintang memiliki planet, dan satu dari 200 bintang memiliki planet dalam zona yang bisa dihuni. Itu hanyalah perkiraan minimum, karena bintang biasanya memiliki lebih dari satu planet, sementara Kepler belum mendapatkan gambaran planet-planet yang berada cukup jauh dari bintangnya.

Untuk mendapatkan perkiraan jumlah planet, ilmuwan menggunakan frekuensi planet yang telah mereka observasi dan mengaplikasikannya pada jumlah bintang dalam galaksi. Saat ini, diperkirakan terdapat 300 miliar bintang dalam galaksi Bima Sakti.
READ MORE - Bima Sakti Miliki 50 Miliar Planet

Sunday, February 20, 2011

Teka-Teki Tel Jericho, Bangunan Pencakar Langit Kuno Pertama Dunia

Teka Teki Tel Jericho Bangunan Pencakar Langit Kuno Pertama Dunia 148x300 Teka Teki Tel Jericho, Bangunan Pencakar Langit Kuno Pertama Dunia

Foto: American Friends of Tel Aviv University

Dapunta Online – Sejak ditemukannya oleh para arkeologis pada tahun 1962, menara batu setinggi 28 kaki yang ditemukan pada sudut kota Jericho telah menjadi teka-teki bagi para ilmuwan. Saat ini, 11.000 tahun setelah menara tersebut dibangun, para arkeologis di situs kuno Tel Jericho mengungkap fakta baru mengenai bangunan “pencakar langit” pertama di dunia.

Riset berbasis komputer mutakhir oleh mahasiswa doctoral Roy Liran dan Dr Ran Barkai dari Departemen Arkeologi Jacob M. Alkow Universitas Tel Aviv dan Ancient Near Eastern Cultures di Fakultas Humanitas Lester and Sally menyibak siapa yang membangun menara 28 kaki itu – dan mengapa itu dibangun?

Para periset mencatat bahwa ini merupakan hal pertama manusia menegakkan bangunan tinggi seperti itu, sebelum transisi ke pertanian dan produksi pangan di daerah tersebut. Liran dan Dr. Barker saat ini begitu yakin bahwa menara, yang dibutuhkan sepuluh tahun untuk membangunnya itu adalah indikasi perjuangan kekuatan pada awal periode Neolitik, dan seseorang atau masyarakat khusus telah mengekploitasi ketakutan purba para penduduk Jericho untuk membujuk mereka agar segera membangun menara itu. Mengenai terungkapnya penelitian baru tentang menara kuno ini diterbitkan pula dalam jurnal Antiquity.

“Dalam artikel yang baru kami publikasikan menyatakan sebuah penemuan baru dan menarik,” kata Liran dan Dr.barkai dalam suatu pernyataannya. “Terdapat sesuatu yang dihubungkan ke posisi menara pada sudut desa Jericho, dan bayangan yang melingkupi situs ketika matahari tenggelam pada hari terpanjang pada suatu tahun.”

Tangga (dan menara ) ke Surga
“Rekonstruksi matahari terbenam mengungkapkan kepada kita bahwa bayangan bukit saat matahari terbenam pada hari terpanjang tahun ini jatuh tepat pada menara Yerikho, menutupi menara dan menutupi keseluruhan desa.

“Untuk alasan inilah, kami menduga menara yang digunakan sebagai sebuah unsur duniawi yang menghubungkan penduduk situs dengan bukit-bukit di sekitar mereka dan dengan elemen surgawi dimana matahari terbenam.”

“Ini adalah saat ketika hierarki dan kepepimpinan mulai dibangun,” kata Dr. Barkai seperti dikutip dari Jerussalem Post. “Kami percaya menara ini merupakan salah satu mekanisme untuk memotivasi orang-orang dalam gaya hidup komunal.”

Membongkar teori-teori lama
Beberapa peneliti telah mengklaim bahwa menara dan dinding tersebut terdiri dari sistem benteng dan pertahanan terhadap banjir. Namun yang lain menyatakan bahwa menara dan tembok sebagai penanda geografis, mendefinisikan wilayah penduduk awal Yerikho, dan simbol dari kekayaan dan kekuasaan desa kuno.

Dalam sebuah artikel tahun 2008, peneliti dari Universitas Tel Aviv , menyatakan bahwa dinding menara dan Yerikho harus dilihat sebagai penanda kosmologis, menghubungkan desa kuno Yerikho dengan Gunung Qarantal dekatnya dan matahari terbenam pada hari yang memperpanjang tahun. Begitulah hipotesis baru mereka.

Ide ini didasarkan pada kenyataan bahwa sumbu tingkatan tangga di menara ini dibangun pada sudut yang tepat untuk pengaturan matahari pada hari terpanjang tahun di balik puncak tertinggi menghadap Yerikho, Gunung Qarantal. Mereka percaya bahwa itu adalah pencakar langit pertama umat manusia, betapapun kecilnya, dan juga merupakan bangunan publik pertama di dunia. [*]


http://www.dapunta.com/teka-teki-tel-jericho-bangunan-pencakar-langit-kuno-pertama-dunia.html

READ MORE - Teka-Teki Tel Jericho, Bangunan Pencakar Langit Kuno Pertama Dunia